Fenomena Flexing di Instagram

Ilustrasi seseorang memamerkan uang (Foto: Freepik.com)

Flexing, istilah yang populer di instagram, merujuk pada tindakan memamerkan kekayaan atau gaya hidup mewah untuk mendapatkan pengakuan dan validasi dari orang lain. Fenomena ini juga marak terjadi di berbagai platform media sosial, seperti TikTok, X dan YouTube. 

Kasus Indra Kenz, seorang influencer yang tersandung kasus penipuan Binomo, menjadi salah satu contoh paling fenomenal dari budaya flexing. Kenz sering memamerkan kekayaannya melalui postingan di instagram, seperti mobil mewah, jam tangan mahal, dan gaya hidup glamor. 

Namun, di balik gemerlap kekayaan yang dipamerkan, Kenz ternyata terlibat dalam skema penipuan yang merugikan banyak orang. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apa sebenarnya yang mendorong orang untuk melakukan flexing? Apakah untuk menunjukkan status sosial, mencari validasi, atau hanya untuk menutupi rasa insecure?

Psikolog memandang bahwa flexing bisa menjadi tanda dari rasa insecure dan rendah diri. Orang yang insecure mungkin merasa perlu menunjukkan pencapaian atau harta benda mereka untuk mendapatkan pengakuan dan rasa berharga. 

Di sisi lain, flexing juga bisa menjadi strategi marketing untuk membangun citra dan menarik pengikut. Influencer, misalnya, sering menggunakan flexing untuk mempromosikan produk atau jasa mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa apa yang terlihat di instageam tidak selalu mencerminkan realita. 

Dampak negatif dari flexing juga perlu diperhatikan, dapat memicu kecemburuan sosial, perasaan tidak puas, dan bahkan depresi. Orang yang terpapar flexing secara terus menerus mungkin merasa tertekan untuk mengikuti gaya hidup yang tidak mereka mampu, demi mendapatkan pengakuan dan validasi.

Oleh karena itu, penting untuk bijak dalam menggunakan instagram dan tidak mudah terpengaruh oleh budaya flexing. Kita perlu fokus pada pencapaian dan kebahagiaan diri sendiri, bukan pada validasi dari orang lain. 

Berikut beberapa tips untuk menghindari dampak negatif dari flexing di media sosial:

  • Batasi waktu penggunaan media sosial.
  • Unfollow akun-akun yang sering melakukan flexing.
  • Fokus pada konten yang positif dan inspiratif.
  • Ingatlah bahwa apa yang terlihat di media sosial tidak selalu mencerminkan realita.
  • Bersyukurlah atas apa yang kamu miliki.
  • Bangun rasa percaya diri dengan cara yang sehat.

Flexing adalah fenomena yang kompleks dengan berbagai faktor yang mendasarinya. Penting untuk memahami dampak positif dan negatif, serta menggunakan media sosial dengan bijak agar tidak terpengaruh oleh budaya flexing yang tidak sehat.


2 Comments

Previous Post Next Post